01/04/11

”Satu semut, satu alien, satu manisan ungu...”

“Taraaaa...!!!! it’s time to discuss..!!!”

Lebai, namun tetap menjunjung semangat profesionalisme dosen. Itulah gambaran dosen yang sedang membimbingku. Dosen berjenggot rontok itu kelihatan berkobar-kobar tubuh dan jenggotnya. Dengan semangat ia menjelaskan beberapa materi dan teknis dari diskusi kali ini. Ia berada tepat ditengah-tengah kami karena memang tempat duduknya dibuat melingkar. Berbanding 360 derajat, peserta sospem mulai bosan ngelihat tampang dosen tersebut selama kurang lebih 2 jam.


Aku mengamati muka temen-temen yang mulai kusut diracun oleh materi-materi sospem dan diracuni oleh muka dosen tersebut. Beberapa menutupi mukanya dengan tangan karena tak tahan lagi melihat muka dosen itu, ada yang memejamkan mata, tidur, beberapa lagi menuangkan kebosanan dengan menggambar muka dosen tersebut 1000 kali lipat lebih hancur dari aslinya, tak ketinggalan juga jenggotnya yang rontok itu turut pula digambar. Aku melihat kearah si manisan warna ungu, kelihatannya ia juga tengah mengambar sesuatu. Lebih parah lagi, beberapa pergi ke WC karena mual-mual, pusing. Aku pun juga merasakan kebosanan yang sama dengan mereka. Aku menutupi hidungku dengan masker.


“Bodoh..!!! Masih kelihatan..”


Aku mencari-cari panci untuk menutupi mukaku.


Sayang, disitu nggak ada panci..


Terpaksa, aku pake koran bekas..


kelas dibagi beberapa kelompok. Sebelum itu, semuanya dibagiin label untuk nulis nama-nama panggilan mereka. Aku menoleh kearah samping kiriku, tepatnya di bangku si alien aneh. Aku ingin ngelihat dia nulis namanya karena waktu itu aku memang belum tau namanya. Ia mulai mengerakkan spidol.Pertama-tama, dia menulis huruf C...

Aku mulai menebak-nebak nama yang akan ditulisnya. Pikiranku langsung tertuju pada beberapa nama hewan..


“C .... Cindil??? Cicak??? Cemut atau Cacing???”

Beberapa lebih dipaksakan..


“Comodo..Coala...Cus-Cus..codok..cadal..”


“Cebun binatang...!!!”


Setelah itu dia menulis huruf H...

aku semakin penasaran. Pikiranku jadi tak enak..ada kemungkinan orang ini berasal dari bangsa Portugis atau Inggris karena biasanya nama CH banyak dipake’ oleh orang-orang itu..


“CHARLES ??? CHARLY ???CHARLITO??? CHARRY POTTER???”


CHECKKK..CHECKKK...CHUKUPP...CHUKUPP.....!!!!!”


“akhh..akhh...ehmm..ehmm..!!!!”


suaraku langsung serak otomatis gara-gara nyebutin nama-nama itu..


Aku terus melihatnya. Alien aneh tersebut menulis dengan nahan napas, seperti ada tekanan mental yang hebat ketika menulis namanya sendiri.


“Huruf A..????”


Aku jadi ketakutan. Mungkin orang ini benar-benar dari bangsa Portugis-Inggris.

Satu nama yang paling kuyakini...


“CHARLES...!!!”..

Nama sebuah pangeran ganteng di zaman prasejarah inggris..


Ya, mungkin itu namanya, benar-benar menakjubkan. Aku segera ngeluarin spidol marker yang kuselipkan dikantongku. Aku ingin minta tanda tangannya untuk dibubuhkan di jidatku. Ini adalah kesempatan emas yang sayang banget untuk dilewatkan. Jarang banget pangeran Charles main-main ke kampus ini, karena menurut cerita yang beredar, pangeran Charles lebih sering menyibukkan diri dengan maen-maen di PAUD. Maen ayunan hingga maen perosotan. mungkin ini untuk yang pertama dan yang terakhir baginya.


si alien kembali menulis. Inilah yang akan membuka pintu kejelasan siapa nama panggilannya. Pangeran Charles atau pangeran gadungan.

Ia menulis huruf Q..


“huuuhhh...!!!! sungguh diluar dugaanku.


Ternyata bukan pangeran Charles. Aku langsung lemas. Sirna sudah harapanku untuk ngedapetin tanda tangannya yang langka.


Ia kembali menuliskan sebuah huruf. Inilah ending dari rasa penasaranku..

Huruf Y...

Itu artinya,


C H A Q Y


C-H-A-Q-Y”, itulah nama yang ditulisnya.Nama itu ditulis dengan font besar ukuran 50,times new roman, di Bold ditambah Underline. Sebuah nama yang menurutku tak masuk akal. Sungguh diluar akal fikiran manusia normal. Setelah menulis nama itu, ia tersenyum puas seolah-olah ia telah berhasil menggegerkan dunia dengan namanya. Chaqy, Sebuah nama panggilan yang keren, tetapi berbanding terbalik dengan orangnya..hahaha..


Dari situ mulai agak kenal siapa saja kelompokku dan nama-nama kelompok lain karena dibantu label yang ditempelin di tiap baju mereka. Alhamdulillah aku tidak buta huruf apalagi buta warna, jadi aku bisa baca nama-nama mereka walopun banyak yang nulis namanya dengan abstrak tanpa sentuhan seni. Ada Arina,kepin, sule, amien, Andra,Maikal, ubed, Erin(pake kcmta,kecil manis psi) dll..ada juga yang nulis namanya “Nurdin M” ditambah tulisan “tidak top” kecil dibawahnya..lucu juga..


Eh, aku juga mulai tahu nama panggilan si manisan ungu.


Sospem itu tak ubahnya seperti sebuah kelas perlombaan. Semua ingin berlomba. Semua ingin nunjukin ke dunia bahwa dia sekarang mahasiswa. Semuanya jadi sok aktif, semua jadi sok cakap, banyak bacot, sok in telek..

Semuanya,termasuk aku..Membacot tanpa isi, hanya menimbulkan hujan local di area kelompokku dan menimbulkan aura awan panas antar sesama kelompok..


kecuali dia...


Si manisan warna ungu itu tetap tenang...Tenang, namun berfkir..

Aku memandangnya dengan lebih jelas,


Kepalanya goyang kekiri, matanya terpejam.Ia kembali terjaga..lalu menyandarkan kepalanya ke tembok..


Ternyata bukan berfikir, tapi mengantuk...sepertinya manisan itu lelah. Jika dudukku tepat disampingnya, aku bahkan rela menjadi sandaran kepalanya.(Sandaran kepala, bukan sandaran kaki..karena sandaran kaki hanya miliknya letto..)


Manisan itu, adalah bidadari yang nyata. Ia terlihat. Tidak seperti pangeran Csharles gadungan itu. Ia agak fiktif.

Manisan ungu itu sangat misterius, ia jarang tersenyum.Tapi sekali saja ia tersenyum, ia terlihat sangat berbeda. Ia sangat manis..bahkan, dia adalah manisan termanis yang pernah kulihat di dunia.


dan aku, adalah semut pertama yang menjadi pengagum manisan itu..


sekalipun ia tak sadar..!!!!

“Manisanku hilang, manisanku datang”

zzzzzzttt.....zzzzzzzztttt...!!!!!

Suasana kelas begitu ramai, beberapa ekor manusia sudah masuk keruangan yang akan kami tempati selama 3 hari kedepan. Namun, tak terlihat ada ada batang hidung dosen nampak disitu.


“mungkin sospem ini akan sangat ramai seperti dipasar hewan tempatku...!!!” pagi ini aku memang merasakan diriku seperti kambing. Aku sangat lapar, dan belum sempat sarapan. Penyebabnya adalah kelamaan ngantri mandi(baca blog www.komunikasioce.blogspot.com: sejarah nama facebook). Maklum, aku dan 12 orang temanku masih belum dapet kos. Untunglah ada kakak kelas yang bersedia memungut dan memelihara kami dikontrakan Sapen. (Disitu, kamar mandi cuma ada satu).

Dari atas lantai dua, aku melihat lihat daun-daun hijau segar disekitar lokasi kampus. Naluri kekambing- anku muncul. Ingin sekali ku memakannya, tapi aku sadar itu tak steril..


“Membosankan, menyebalkan....!!!! kenapa tak ada orang yang kukenal sama sekali disini...!!!”

aku berdiri bersandar tembok, menerawang ke jendela. Pandanganku masih sama, melihat ke taman fishum yang dipenuhi rumput-rumput dan tumbuhan hijau. Sekali kagi, aku menelan ludahku sendiri.


Aku ngeluarin lolipop yang di kantong celanaku sebelah kiri. Tak ada. Aku meraba lagi kantong sebelah kanan.


“kenapa bisa nggak ada???”

“Sepertinya kemaren aku narohnya bener di kantong deh??”


Aku mencoba membenahi cerebrum otakku. Caranya, menginterfensi otak dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mengurutkan kejadian mulai dari kemaren hingga awal berangkat kuliah.


“mandi??? pasti nggak mungkin bawa lolipop”.


“pake celana??? juga nggak mungkin bawa lolipop, soalnya kedua tangan pasti lebih konsentrasi ngangkat celana..


“ketinggalan di wc??? Lebih tak masuk akal..


aku mengingat kembali,aku tidak mungkin bawa lolipop di kamar mandi maupun dikamar. Tadi pagi sebelum aku berangkat ke kampus, lolipop itu sepertinya sudah nggak ada di kantong. Aku mencoba bertanya pada otakku.


“Wahai otak..Kapan terakhir kali aku pegang lolipop???”

Aku menunggu selama lima menit, tapi ia belum juga ngedapetin jawabannya..


“Alaaahh, kelama’an...!!!!! dasar otak pentium 1...!!!”


Gara-gara aku ngomong gitu ke otakku, ia sedikit sedikit mau bereaksi..ia ngasih jawaban ke aku..


“Wahai kau anak mudaaa..!!! yang jelas, kamu membeli lolipop itu kemaren pagi. Kamu membelinya di toko sapen, sebelah kiri warung ayam bakar yang enak ituuu...!!!”


“Trus..trus..gimana mbaaahh...!!!” aku semakin penasaran dengan lanjutannya.


“sebentar, simbah tak mikir dulu...!!!!”



nunggu lagi sekitar lima menit. Padahal kelas sudah agak ramai karena sospem akan segera dimulai. Beberapa mahasiswa yang akan masuk ruangan, bengong ngelihat aku ngomong sendiri dengan otakku.


“gimana mbah, lanjutan ceritanya? jika diruntutkan lagi, mungkin akan ketemu cerita kapan terakhir aku pegang lolipop...ayo mbah, bentar lagi masuk kelas niiiihhh...!!!!”


“maaf anak muda, sepertinya otakku cuma nyampe’ segitu ceritanya. Selebihnya cari sendiri reverensinya di perpustakaan..

Sepertinya bukannya membaik, tapi otakku tambah error..

(Simbah : Sebutan untuk otakku ternyata juga punya otak lagi untuk berfikir, dan otak punya simbah malah lebih parah errornya dari simbah..)



“alah, mungkin jatuhh...!!!”kesimpulan yang kubuat sendiri dan tak kuperdulikan...


Aku segera bergegas masuk keruangan tempat sospem. Seorang dosen masuk, ternyata dosen cowok. Sirna sudah harapanku untuk melihat dosen cantik. Aku sama sekali tak berminat dengan dosen itu. Tapi setelah aku mendongak dan menajamkan pandanganku. Ada sesuatu yang unik dari dosen tersebut. jenggotnya jarang jarang, sepertinya memang rontok..

wajahnya itu, mengingatkanku pada seseorang.


“mirip siapa yahh???”sepertinya ada hubungannya dengan lolipopku..


Aku semakin bersemangat untuk berfikir. Tangan kananku menggaruk kepala, tangan kiri diemut-emut..(cacingan??aku tak peduli,bagiku menghilangkan lolipop adalah kesalahan terbesar dalam hidupku karena akibatnya aku akan mengemut sendiri jemariku seperti tadi. Seperti pecandu lolipop beneran).


aku kembali ingat, dijalan itulah aku kehilangan lolipopku..


“ya,anak kecil itu..!!!!” aku ingat kejadian mengerikan itu..


kemarin siang, ketika aku turun dari tangga kompleks gowok, sebelah sungai gajahwong, seorang anak kecil bertubuh bulet kekar hitam legam mengkilat berbau amis tanpa baju menodongku.


“Kak, minta uang Kak...!!!!” ia langsung mengeluarkan jurusnya, jurus babi mefet mefet..


“hhhhhhh..jijaaayy....!!!! aku menjauhinya, kakiku segera mundur dua langkah.


“Minta uang dong Kak,seribuuuu aja..!!! buat jajan”. Ia sangat memelas.


Ia terus saja mengeluarkan jurusnya, jurus babi mefet-mefet. Membuat aku harus kembali mundur selangkah. Aku tak mau baju putihku ternoda gara-gara ditempelin parasit berkerak.


“Kaaaakkk,mau ngasih nggak??? Kalau nggak, aku akan nangis dan teriak sekenceng-kencengnya, dan bilang ke semua orang kalo kakak itu PE-LIT...!!!”


kata terakhir yang dipenggal itu membuat kupingku terbakar.


Ia maju selangkah..

Kini aku hanya berjarak 5 cm dari preman cilik itu. Aku menutup hidung dan gelagapan. Bau belerang tercium jelas dalam radius sedekat itu. Aku baru sadar, ternyata aku dalam posisi yang sangat tidak menguntungkan. Aku terpojok, di radius 7,5 cm dari tepi sungai. Mundur sama saja dengan bunuh diri. Terpaksa, aku ngambil jalan diplomasi.


“Aku ngga punya receh dek..!!!”, kali ini gantian aku yang memelas.


“Yeee..siapa yang minta receh??? Aku cuma minta seribu Kak...!!! uang receh sekarang itu dapet apa?? Rokok ecer aja nggak dapet..!!!”


Baru kali ini aku nemuin anak kecil yang rewelnya minta ampun kayak ini. Udah minta, ngancem orang, matok harga lagi..


“Sudah dibilangin, aku ngga punya uang kecil..!!!”


Aku merogoh saku celana itemku.


“Ni ada permen lolipop. Ku bayar pake ini aja ya???”,ini penawaran terakhirku. Soalnya aku memang benar-benar lagi nggak punya uang kecil.


“Deal or no deal???”


“Deal or no deal???”


Anak itu masih saja tak paham.


“Heeeii cah cilik??? Paham ga sihh...!!!!”aku jadi sedikit emosi dan muncrat.

Ia hanya manggut manggut...


“Gitu donk...!!!”


Setelah kukasih permen itu, anak itu nyengir kaarahku.


“Makasih Kak..!!!”



Ternyata preman cilik itu imut juga. Ia hanya tertutup oleh penampilan awut-awutan dan tak terawat. Aku nyubit pipinya yang agak bulet. Ternyata tak seburuk yang kubayangkan. Setelah itu, anak tersebut langsung ngacir.

Senang rasanya ketika melihat anak tersebut tersenyum.



begitulah aku, terlalu banyak mikir hal-hal nggak pentinglah yang menyebabkan gejala lemot otak stadium 4..tapi, aku puas karena aku sudah menemukan sebuah jawaban dari pertanyaan yang dari tadi kupikirkan. Lebih puas lagi, aku bisa membuat anak itu tersenyum.


------------- ++++++ ----------------



Kini aku menghadapi alam nyata, bukan lagi alam pikiran. Bukan lagi tentang lolopop dan anak parasit. Kelas hening. Aku berada di antara makhluk-makhluk asing. Disebelah kiri tempat aku duduk sekarang malah terlihat jelas seseorang bermuka seperti alien dari planet tak dikenal. Belakangan kuketahui namanya ***** dari planet LA. Dialah orang pertama dikelas itu yang kukenal. Aku menatap sekeliling. Pandanganku kuarahkan ke semua penjuru kelas. Benar-benar seperti patung hidup. Aku menatap jauh kearah lain. Ada sesuatu yang membuat kepalaku berhenti berputar dan berkata STOP...!!!

Seorang cewek agak item namun manis duduk dengan sudut elevasi 45 derajat dari tempatku duduk. Manisan warna ungu. Dia adalah orang kedua yang mencuri pandanganku setelah alien jelek itu.

Kemaren aku memang kehilangan manisan lolipop, tapi hari ini Tuhan membalasku dengan memberi manisan yang lebih besar lagi. Manisan yang jutaan kali lipat lebih manis dan lebih indah dari lolipop itu. Manisan yang tak pernah bisa habis. Ia sangat pendiam. Namun, sekali melihatnya...aku langsung yakin, suatu saat nanti," ia akan bersinar mengalahkan sinar sang mentari..."