27/04/13

“Love is Panda”

Seorang cewek menarik lengan cowoknya, menggiringnya ketepi lapangan. bibir mengerucut pada satu titik. Mukanya dikumpulin semua ke bibir. Sang cewek segera membuka ipadnya,lalu nunjuk sebuah foto dengan muka manyun, terlihat foto sang cowok tengah bergandengan tangan dengan cewek lain. “INI FOTO SIAPA COBAAA???” Owh,itu Rita, mantan pacar SMA-ku dulu. Ia nyesel mutusin aku. Ia masih berusaha untuk agar balikan lagi mengingatkanku dengan memory masa lalu”. “Trus foto cewek yang kamu gendong ini?” “itu adikku satu-satunya sayaaaang!!!,” sang cewek menggeser lagi foto ipadnya. “hmmmm...Kalo ini adiknya siapa?adikmu??” Mata si cowok terbelalak. Terlihat fotonya tengah dipeluk oleh seorang cowok dari belakang. “mmmmm, Itu kan fotonya si Be.. .”, “Cukup, sayang..cukup..aku udah nggak tahan dengan semua kebohongan ini . Dasar homo!!! “ KITA PUTUSS!!” “Tapi sayang????” Sang cewek ngeloyor pergi meniggalkan sang cowok sambil nangis. Orang yang diputusin tadi adalah Dika, dan cewek yang mutusin tadi namanya Noni. Begitulah Dika, hanya gara-gara salah pemahaman, mereka putus.Padahal baru seminggu mereka jadian. Dengan langkah gontai dika berjalan pulang. hari ini ia kembali menjadi jomblo lagi. Berat memang, namun begitulah kenyataannya. Dika, kembali menjalani hari-harinya yang sepi. ----------++++--------- Pintu baru saja akan dibuka, tapi secara bersamaan ada dobrakan keras dari luar. Siapa lagi kalau bukan dika. Gara-gara ulah si Beno lah yang membuat Ia kebakaran jenggot sampe jenggotnya gundul. Padahal, dulunya emang jarang. “BENOOOO, KELUAR SEKARAAAANG!!!! JANGAN SEMBUNYI LOO...”, dengan bodi yang di sangar-sangarkan, Dika mencak-mencak sambil menuding langit. Dada tegap,maju, muka lurus kedepan. Tangan kirinya memegang pisau dapur. “Gue disini Di-ii-ikk”, terdengar suara pelan merintih. Dika celingukan mencari sumber suara. Beno keluar sempoyongan, tergencet pintu. Dika mengangkat kerah baju Beno. Kini, muka Dika dan Beno hanya berjarak satu senti. Beno menahan nafas, di sadar betul menhisap bau mulut Dika bisa mengakibatkan kangker paru-paru stadium akhir. “Ben, kamu dah keterlaluan. Noni mutusin gue gara-gara liat foto Facebook yang kamu tag di aku, dia ngira aku Homo!!!” “Apa??? Kok bisa?? Kamu nggak jelasin sama Noni??”, Beno memberondongnya dengan pertanyaan. “AAAHH.. POKOKNYA, KAMU HARUS JELASIN SAMA SI NONI SOAL FOTO ITU!!!”, Dika ngeloyor pergi, sambil tetap memasang muka sangar ala preman pasar. Merasa bersalah, Dodi mengejar dika keluar. “Dik, aku kemaren cuma iseng. Aku nggak tau kalo bisa jadi seperti ini. maafin yah?”, Beno memasang muka melas ala pengemis jalanan yang nggak makan 7 hari 7malem.. “Nggak akan gue maafin sebelum masalah ini selesai”, “Dik?” “Sudah kubilang, tetep enggak bisa ben”.. “Dikk!!!”, “Enggak!!!”, Dika menstarter motornya. “Dikk, itu sendal gue. Sendal kamu yang disampingnya tuh”. “Owh, eheh eheheh” ------------+++++-------------- Hari itu Dika mandi cepet. Tidak seperti biasanya,hanya dua lagu yang dinyanyikan di kamar mandi. Perlu diketahui, Dika biasa menghabiskan satu album dalam sekali mandi. Semangat baru, pikirnya. Saatnya memakai seragam sekolah. Jarak 3 meter dari lemari yang sejatinya bisa ditempuh dengan jalan ataupun ngesot, ia mencoba mengambilnya dengan cara yang lebih ciamik, terinpirasi dari film Jackie Chan yang semalam ditontonnya. Dika mengambil ancang-ancang, lalu.. “Ciaaaaattttt!!!!” , Dika salto jumpalitan 3 kali. Perkiraan sudut putaran salto sudah tepat, namun hal yang terlupakan olehnya adalah frekuensi dan tenaga putaran. Bibir Dika menyosor pintu lemari. Kepalanya kejedot, menjadikan benjolan yang ke-2012 x dikepalanya. Pusing memang, tapi tak apa. Jacky chan hari ini sedang kurang beruntung saja, hiburnya. Dengan cepat, ia memakai baju, mengeringkan rambut dengan handuk. Matanya melirik botol krim rambutnya yang kosong.Tak ada yang bisa dioleskan di rambutnya. Terpaksa, ia pake selai strawberi. Sentuhan akhir, kacamata. Mantab! Dika berjalan keluar kamar menenteng tas. “Ma, dika berangkat yaa?”,pamit Dika dari jauh pada mamanya. Mamanya tersenyum. “Iyaaa, tapi celananya dipake dulu dikaaa!!” “Upss”, ---------------+++++--------------- Sampe di sekolah, pintu gerbang telah terkunci. Padahal, ia hanya telat sepersekian detik. Di depan gerbang, satpam sekolah yang terkenal ganas menanti. Perawakannya tinggi besar, wajahnya kebule-bulean. Namanya Huda. Disudut yang agak jauh dari pandangan penjaga, seorang cewek manis tengah berusaha memanjat tembok pagar. Sepertinya asyik juga, Dika ingin sesekali mencobanya. “Mbak telat juga yah?”, sapa Dika memulai pembicaraan. “Mau ku bantu?Mbak manjat aja dulu, ntar aku dorong dari bawah”, hehehe. Dika terkekeh. “Huh, dasar mesum! Enak di kamu..Kalo mau, manjat bareng aja”. “Ok, trus tasku gimana?” “Nggak professional, sini tas kamu!”, cewek tersebut merebut tas Dika dan melemparkannya. Dika hanya bisa melongo melihat tasnya terbang dengan indah melewati pagar. “Tauk nggaaaaaak, didalam tasku ada netbooknyaaaaa?”, Dika panik. “Eheh eheheh, maaf yah! kamu nggak bilang sih”, Sang cewek nyengir kuda sambil garuk garuk. “sudah siap? Hitungan mundur yaa.. 3, 2, 1.. naik!!!!!” Dika dan cewek tersebut naik dengan sangat lincah, gerakannya cepat seperti tokoh kartun Ninja Boy.Namun, bukan Huda namanya kalo nggak bisa mencium adanya pergerakan rahasia seperti itu. Satpam Huda yang melihat kedua Ninja boy gadungan itu segera mengejarnya. Dika dan cewek tersebut menyahut tasnya masing-masing, lalu lari sekuatnya. Satpam Huda tertinggal jauh karena membawa beban lemak begitu besar di perutnya sendiri yang buncit. Mereka masih melanjutkan larinya. “Hebat juga ya, ini pertama kalinya gue manjat pagar. Kamu nggak takut ketangkep?” “Enggak, udah sering..” “Udah sering dikejar satpam sekolah?” “Bukan, udah sering ketangkep. ini pertama kalinya lolos”. “Hah????”, Dika melongo. Setelah lari marathon, Sampailah mereka di depan kelas masing-masing, keduanya masuk. Sebelum berpisah, Dika sempat melirik bet nama cewek tersebut. Faila Nirmala namanya. Nama yang indah. ------------++++++++------------- Jam istirahat. Kantin sekolah begitu ramai. Dika dan beno tengah nongkrong disana sambil menikmati hidangan. Tepatnya menikmati hidangan cewek-cewek yang tengah lewat. “Dik, aku udah jelasin ke Noni soal kemaren, Noni mau balikan sama kamu”. “enggak ah, tadi pagi gue nemuin cewek manis. Namanya Nirmala. Maniiiiiiss bgt”! “Trus si Noni?” “Buat kamu aja, bawa pulang”. Dika terkekeh. Selang sekian detik, cewek yang dimaksud Dika keluar. “Itu dia ben, cewek yang kumaksud..liaaat..manis kan??”, dika menunjuk dengan kode, isyarat mata. “yang pake celana kedodoran itu?”, “Bukan, itu sih bu Kepala sekolah. Sebelahnya”. “yang pake tas panda itu kan?Iya dik, cakep!”, beno nelen ludah. Ternyata ia nggak sendirian. Ia disusul seorang cowok dibelakangnya. Dika panas, kepalanya menyembul asap tebal. Emosi pun meledak. “Tidaaaaaaaaaaakkk!!!”, Dika menggedor meja makan, tangannya menghunus garpu dan bersiap akan menusuk cowok tersebut dengan garpu. untung saja Beno memegangi tubuh Dika. Orang disekelilingnya bengong, semua pandangan tertuju orang yang kurang waras ini. Kantin hening sejenak. Dika baru tersadar kalo semua mata sedang tertuju padanya saat ini. “ehehehehe..maaf mas, mbak..maaf yaa..”,Beno menarik tangan Dika. keduanya segera cabut dari warung. Malu abiss! Mukanya ditutup pake koran bekas. -------------+++++----------- Dika masih ingat betul senyum cewek itu. Manis. Ia juga masih ingat betul memory bersama cewek itu, berlari menghindari kejaran satpam sekolah, singkat, namun sangat menancap di ingatan dika. ia melihat kalender, 24 Agustus. Besok adalah hari ulang tahun Nirmala, cewek yang sudah sebulan lebih memenuhi ingatannya. Saatnya Proklamasi cinta, pikirnya. Ia ingin menghadiahkan sesuatu yang disukai oleh cewek itu. Boneka Panda! Ia melihat beberapa kali Nirmala memakai atribut yang berbau panda mulai dari tas, sepatu, tupperware, hingga kaos kaki, semuanya berbau panda. Solusi cerdas. Menurut Dika juga sama, panda sepertinya emang imut. Oiaa, ia ingat. sebulan yang lalu, sepulang sekolah setelah kejadian ia diputusin Noni, ia melewati toko boneka dan mendambakan sebuah boneka panda besar dan lucu. Ia berniat membelinya jika tabungannya sudah cukup. Kini, tabungannya sudah lebih dari cukup. Ia berniat membeli boneka itu untuk orang yang dicintainya. Suasana mendung, dan sedikit gerimis. Namun itu tak menyurutkan niat dika pergi ke toko boneka. Di depan kaca toko, Dika memandang boneka itu. masih tertata rapih di rak sana. Dika tersenyum. Pulang dari toko,hujan deras mengguyur. Dika basah kuyup. tak rela bonekanya basah, ia membungkus boneka panda tersebut dengan jaketnya. Tak sabar ia menyerahkan boneka panda itu pada Nirmala. Sampai di depan rumah Nirmala, Dika terpaku. Lemas. Hatinya seolah teriris. Mendapati Nirmala tengah berpelukan dengan cowok yang sama yang ditemuinya di kantin sekolah, tepat didepan matanya. Dika membalik badan, masih menggigil, gemetar. Menyandarkan bonekanya di teras rumah Nirmala. Rembesan air mata keluar dari sudut mata Dika, deras. Namun tak terlihat karena tertutup oleh derasnya hujan. Sahabat berpayung muncul, menggandeng tangan Dika, lalu mengantarnya pulang menembus hujan. Setelah kejadian itu, boneka panda menjadi favorit Dika. Boneka itu mewakili Nirmala, cewek yang pernah disukainya yang kini telah dimiliki orang lain.